Kitab Yoel (Joel)
Kitab Yoel merupakan salah satu dari
kitab kedua belas nabi kecil. Umumnya kitab Yoel digolongkan kepada kelompok
nabi-nabi tertua berdasakan tempatnya di dalam kanon. Titik tolak pemikirannya
ialah urutan kitab-kitab nabi kecil disusun secara kronologis. Tetapi
sebenarnya penyusunannya berdasarkan kitab-kitab yang pendahuluannya memuat keterangan-keterangan
tentang waktu diatur secara kronologis, seperti Hosea, Amos, Mikha, Zefanya,
Hagai dan Zakharia, sementara kitab-kitab lain yang tidak mendapat keterangan
waktu di dalam pendahuluannya, alasan untuk tempatnya di dalam kanon tidak
jelas. Demikian juga dengan Septuaginta, tidak memberikan bantuan dalam hal ini
karena urutannya dengan Alkitab Ibrani, meskipun susunan Septuaginta mempunyai
kecenderungan kronologis. Kitab Yoel di dalam Septuaginta ditempatkan sesudah
Hosea, Amos, dan Mikha. Kemungkinan alasan kitab Yoel diletakkan diantara Hosea
dan Amos adalah karena isinya bukan karena tanggalnya. Kitab Yoel berisi tentang
pemberitahuan tentang hari Tuhan, yang memilih kesamaan isi dengan kitab Amos,
maka berdasarkan persejajaran itu Yoel ditempatkan sebelum kitab Amos.[1]
Persamaan kitab Yoel dengan Amos adalah
jelas sekali, bandingkan Yoel 3:16 dengan Amos 1:2a; Yoel 3:18a dengan Amos
9:13b. Hukuman atas musuh-musuh Israel di dalam Yoel 3 dapat dibandingkan
dengan hukuman yang dilukiskan di dalam Amos 1 dan 2, bahkan bangsa-bangsa yang
sama disebut seperti Tirus, bangsa Filistin dan Edom. Hal lain mungkin karena
Yoel bernubuat setelah Amos.[2]
Nama Yoel adalah nama biasa di Israel yang
artinya Tuhan (Yahweh) adalah Allah. Seperti banyaknya nama di Alkitab, dalam
namanya juga tercantum sebuah pengakuan. Orang yang memiliki nama seperti itu
harus membenarkan pengakuan ini di dalam kehidupannya, arti nama ini merupakan
dasar pemberitahuannya (2:27; 3:17). Yoel disebut sebagai anak Petuel (1:1). Yoel
bernubuat di Yehuda dengan pusatnya di Yerusalem. Yoel disebut sebagai nabi
kultis (1:13, 14; 2:15-17) sebab ia bekerja di sekitar Bait Allah, mempunyai
hubungan dengan rumah Tuhan, ibadahnya dengan imam-imam. Melalui nabi-nabi
disekitar bait Allah, Tuhan bergaul dengan umatNya. Yoel mengerahkan umat Tuhan
supaya bertobat, tetapi ia juga berfungsi sebagai penyambung lidah TUHAN. Yoel
tinggal di Sion (Yerusalem), tetapi ia tahu tentang keadaan di pedalaman
(1:11-12) yang barangkali tempat asalnya.[3]
Nubuat yang dibawakan oleh Yoel dapat
dipandang sebagai suatu pelayannan
Firman bagi umat Israel yang berada dalam situasi sukar. Yoel berdiri
ditengah-tengah kesukaran dan penderitaan yang dialami umat Tuhan. Justru
kedudukan ini memberikan kemungkinan bagi Yoel untuk menuntut pertobatan karena
kedatangan Tuhan sudah dekat.[4]
II. Struktur kitab Yoel
II. Struktur kitab Yoel
a.
Pembagian
Ada
perbedaan tentang pembagian isi kitab Yoel. Alkitab Ibrani memakai pembagian
sejak tahun 1524 yang berlaku dalam naskah-naskah Ibrani, yaitu
Pasal 1:1-20
Pasal 2:1-27
Pasal 3:1-5
Pasal 4:1-21
Dalam
septuaginta dan Vulgata (1205), pasal 2 dan
dari naska Ibrani digabung. Hampir semua terjemahan, juga terjamahan
baru dalam bahsa Indonesia juga menggunakan pembagian atas 3 pasal: pasal
1:1-20, pasal 2:1-32, pasal 3:1-21. Luther dalam terjemahannya menggabungkan
pasal 3 dan 4 berhubung karena pokok yang sama yaitu mengenai hari Tuhan.[5]
Ada juga yang membuat Struktur dari Kitab Yoel sebagai berikut:[6]
b.
Kesatuan Kitab Yoel
Kitab
nabi Yoel memiliki 2 pokok yang menonjol. Pokok pertama tentang bencana belalang
yang terdapat di Yoel 1:2-27, sedangkan pokok kedua tentang hari Tuhan yang
terdapat di Yoel 2:28-3:21. Menurut Yoel, bencana belalang sudah atau sementara
terjadi, sedangkan lukisan tentang hari Tuhan merupakan nubuat tentang masa
depan. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, Bernhard Duhm mengusulkan
teori mengenai 2 pengarang: Yoel sendiri sebagai seorang pengkhotbah dari
Sinagoge yang mengembangkan ide-ide eskatologisnya. Pengarang yang terakhir
menempatkan bagian pertama di dalam rangka eskatologisnya dengan menyisipkan
hari Tuhan (1:15; 2:1). Teori tentang dua pengarang ini berpangkal pada kedua
bagian tersebut. Bagian pertama berbicara mengenai masa lampau atau masa kini,
sedangkan bagian kedua berbicara tentang masa depan. Untuk mengatasi kesulitan
ini maka kedua gagasan pengarang ini
dikemukakan.[7]
Pendapat
lainnya mengatakan bahwa bagian pertama (Yoel 1:2-27), yaitu cerita tentang
belalang dan serangan terhadap Yerusalem, serta pertobatan umat Tuhan dan jawab
Tuhan adalah nubuat mengenai masa depan. Sehingga kesunguhan kitab Yoel
dianggap sebagai nubuat tentang masa depan. Peristiwa belalang harus
ditafsirkan sebagai serangan musuh-musuh kepada Yerusalem yang akan terjadi.
Dengan cara tafsir ini kesatuan kitab Yoel terjamin.[8]
III. Waktu
Penulisan
Tidak ada keterangan apapun mengenai waktu penulisan kitab Yoel, karena
kitab ini tidak menyebutkan raja atau peristiwa bersejarah yang diketahui
tanggalnya, sehingga untuk menetapkan waktu harus dengan memperhatikan isi
kitabnya.
Ada yang beranggapan bahwa berita Yoel terjadi sementara masa awal
pemerintahan Raja Yoas (835-830 SM) yang naik takhta Yehuda pada usia 7 tahun[9]
dan tetap berada di bawah perwalian imam
besar Yoyada selama ia di bawah umur; situasi itu mungkin menjelaskan
keunggulan para imam dalam kitab ini dan tidak adanya acuan kepada raja. Tema
nubuat dan gaya sastra Yoel lebih dekat dengan nabi-nabi abad
ke-8 SM, Amos, Mikha, dan Yesaya daripada
dengan nabi-nabi pasca-pembuangan seperti Hagai, Zakharia dan Maleakhi.
Semua fakta ini dan beberapa fakta lainnya cenderung mengarah pada abad
ke-9 SM sebagai latar belakang kitab ini.[10]
Ada juga yang beranggapan bahwa pelayanan Yoel terjadi setelah orang
Yahudi dari pembuangan ke Babel kembali ke Yerusalem dan
membangun kembali Bait Suci (~510-400 SM). Pada waktu ini tidak ada raja di Yehuda
dan para pemimpin rohani yang terkemuka adalah imam. Sejumlah pertimbangan yang
mendukung:[11]
1. Peristiwa
penyerakan yang disebutkan dalam Yoel
3:1-3 menandakan bahwa zaman pembuangan telah terjadi.
2. Keadaan
umat yang digambarkkan lebih menunjukkan umat pada masa setelah pembuangan.
Tidak disebutkan sama sekali tentang raja-raja. Umat dipimpin oleh para tua-tua
(Yoel
1:2; 1:14) dan para imam.
3. Pokok-pokok
eskatologis yang disampaikan sangat khas dari zaman setelah pembuangan.
IV. Isi
Pemberitaan
a.
Tentang
Bencana di Israel
Nabi Yoel menyerukan tentang bencana alam yang akan menimpa Israel yaitu
munculnya kawanan belalang yang memakan habis tumbuhan di seluruh penjuru
negeri.[12]
Akibatnya, terjadi kelaparan hebat yang mengancam pelaksanaan ibadat korban (Yoel
1:2-5; 2:1-11). Disusul dengan datangnya musim kemarau yang
panjang sehingga membuat tanah kering dan mematikan kehidupan tumbuhan dan
hewan (Yoel
1:9-12; 16-20).[13]
Bagi nabi Yoel, semua bencana tersebut menandakan bahwa umat dan bangsa-bangsa
yang lain akan segera mendapatkan penghakiman dari Allah. Datangnya belalang
dan bencana kekeringan menjadi pertanda akan kedatangan hari Tuhan yang
menakutkan seperti yang diberitakan oleh nabi Amos (Amos 5:18-20)
dan Zefanya (Zefanya
1:7; 14-18).[14]
b.
Tentang
Hari Tuhan
Kedatangan hari Tuhan ditandai dengan munculnya belalang perusak yang
mengancam kota Yerusalem dan tanah Yehuda.[15]
Ini membuktikan bahwa umat belum menyadari kedatangan Hari Tuhan
yang benar-benar akan terjadi sehingga mereka diajak untuk berbalik kembali
kepada Allah melalui pertobatan dengan sungguh-sungguh.[16]
Walaupun pada bagian awal kitab ini digambarkan keadaan umat dan seluruh kota
berada di ambang kehancuran tetapi pada penjelasan tentang Hari Tuhan
menegaskan bahwa penghakiman akhir itu pun akan tiba juga.[17]
Orang-orang yang beriman pada Tuhan tidak akan menerima penghukuman sedangkan
mereka yang melawan kehendak-Nya akan dihukum.[18]
Uniknya dalam kitab Yoel, sama sekali tidak disebutkan tentang dosa atau
kesalahan khusus yang dilakukan umat. Dalam kitab ini umat dipanggil untuk
mempersiapkan dirinya menghadap Tuhan dengan berlaku rendah hati selama
menjalani hidup di dunia.[19]
c.
Analisa
Banyaknya acuan ke Sion dan pelayanan di dalam Bait Suci sepanjang kitab
ini menunjukkan bahwa ia seorang nabi kepada Yehuda dan Yerusalem. Keakrabannya
dengan imam-imam menyebabkan beberapa orang mengira bahwa dia seorang nabi
“imam” (bandingkan Yeremia
28:1,5) yang mengucapkan firman Tuhan yang sejati.
Peristiwa langsung yang mengakibatkan penulisan kitab ini ialah serbuan
belalang dan musim kering yang hebat, perpaduan yang menghancurkan hampir
setiap lapisan masyarakat Yehuda. Kemampuan wabah belalang untuk melahap segala
sesuatu yang hijau seluas beberapa mil persegi cukup sering terjadi di wilayah
itu pada zaman dahulu dan sekarang. Lima ciri utama menandai kitab ini. (1)
Kitab ini menjadi salah satu adikarya sastra yang terindah dalam PL. (2) Kitab
ini berisi nubuat PL yang paling terkemuka tentang pencurahan Roh Kudus atas
seluruh umat manusia pada hari Pentakosta. (3) Kitab ini mencatat banyak
malapetaka nasional—bencana belalang, kekeringan dan kelaparan, kebakaran,
serbuan pasukan asing, bencana-bencana di langit—sebagai hukuman Allah atas
kemerosotan rohani dan moral. (4) Kitab ini menekankan bahwa Allah
kadang-kadang bekerja secara berdaulat di dalam sejarah melalui bencana-bencana
alam dan serbuan pasukan supaya mendatangkan pertobatan, kebangunan rohani dan
penebusan. (5) Kitab ini memperagakan seorang pengkhotbah kenabian yang, karena
hubungannya dekat dengan Allah dan keunggulan rohani, dapat memanggil umat
Allah secara meyakinkan untuk bertobat sebagai bangsa pada masa krisis dalam
sejarah mereka dan menghasilkan hal-hal positif melalui pertobatan itu.
d.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Beberapa ayat kitab Yoel sangat memberikan sumbangan kepada berita Perjanjian
Baru.
1. Nubuat
tentang kedatangan Roh Kudus (Yoel
2:28-32) secara khusus dikutip Petrus dalam khotbahnya pada
hari Pentakosta (Kis 2:16-21), setelah Roh Kudus turun dari sorga dengan kuasa
atas 120 anggota gereja mula-mula dengan manifestasi-manifestasi rohani berupa
berbicara dalam bahasa roh, bernubuat, dan memuji Allah (Kisah
Para Rasul 2:4,6-8,11,17-18).
2. Ajakan
Petrus kepada banyak orang yang berkumpul pada hari raya Yahudi itu mengenai
perlunya berseru kepada nama Tuhan dan menerima keselamatan telah diilhami
(sebagian) oleh apa yang dikatakan Yoel (Yoel
2:32;
Yoel
3:14,
lihat Kisah
Pra Rasul 2:21,37-41); Paulus juga mengutip ayat yang sama
dari Yoel (lihat Roma
10:13).
3. Tanda-tanda
apokaliptis di langit yang dinubuatkan Yoel akan terjadi pada akhir zaman (Yoel
2:30-31) bukan saja dikutip oleh Petrus
(Kisah
Para Rasul 2:19-20) tetapi juga diacu oleh Yesus (misalnya
Matius
24:29) dan Yohanes
di Patmos
(Wahyu
6:12-14).
4. Nubuat
Yoel tentang penghakiman Allah atas bangsa-bangsa di Lembah Yosafat (Yoel
3:2,12-14) dikembangkan lebih jauh dalam kitab terakhir di
Alkitab (Wahyu
14:18-20; Wahyu 16:12-16; Wahyu 19:19-21; Wahyu 20:7-9).
Ada
unsur masa kini dan masa depan dalam semua penerapan kitab Yoel oleh Perjanjian
Baru ini. Karunia-karunia Roh yang mulai mengalir melalui umat Allah pada hari
Pentakosta masih tersedia bagi orang percaya hari ini (bandingkan 1
Korintus 12:1-14:40). Demikian pula, ayat-ayat yang
langsung mendahului nubuat Yoel tentang Roh Kudus (yaitu gambaran masa menuai
dari hujan musim gugur dan musim semi, Yoel
2:23-27) dan ayat-ayat setelah itu (yaitu tanda-tanda di
langit pada akhir zaman, Yoel
2:30-32) menunjukkan bahwa nubuat tentang pencurahan Roh
Kudus (Yoel
2:28-29) mencakup bukan hanya hujan awal Roh Kudus pada
hari Pentakosta, tetapi juga pencurahan akhir Roh Kudus atas seluruh umat
manusia pada akhir zaman.[20]
Uniknya dalam kitab Yoel, sama sekali tidak disebutkan tentang dosa atau
kesalahan khusus yang dilakukan umat. Dalam kitab ini umat dipanggil untuk
mempersiapkan dirinya menghadap Tuhan dengan berlaku rendah hati selama
menjalani hidup di dunia.[21]
Pasal
1
·
Pasal ini terdiri dari 20 ayat, diawali
dengan judul yang mengandung identitas nabi Yoel:
“Firman TUHAN yang datang kepada Yoel bin Petuel.” (Yoel
1:1)
dan berpusat pada “Tulah belalang sebagai hukuman TUHAN” yang berlanjut sampai pasal
2 ayat 11.
·
Struktur:[22]
Pasal
2
·
Pasal ini terdiri dari 32 ayat, berpusat
pada “Tulah belalang sebagai hukuman TUHAN” yang dimulai dari pasal
1 ayat 2 serta belas kasih Tuhan bagi umat-Nya.
·
Struktur:[23]
Pasal
3
·
Pasal ini terdiri dari 21 ayat yang
berpusat pada hukuman TUHAN atas musuh-musuh Israel dan berkat untuk umat
Tuhan.
·
Struktur:[24]
e.
Kontribusi
ü Berisi
tentang kerinduan Tuhan akan pertobatan Israel.
ü Allah
bekerja secara berdaulat di dalam sejarah melalui bencana-bencana alam dan
serbuan pasukan supaya mendatangkan pertobatan, kebangunan rohani dan
penebusan.
ü Nubuat
tentang kedatangan Roh Kudus.
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[6] Dianne
Bergant dan Robert J.Karris (ed), Tafsir Alkitab Perjanjian Lama
(Jogjakarta: Kanisius, 2002), 648.
[11] Op. Cit, Pilon, Tafsiran, 2.
[14] W.S
LaSor, Hubbard, F.W Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 354.
[17] Douglas
Stuart, Word Biblical Commentary vol 31:Hosea-Jonah (Texas: Word Book
Publisher, 1987), 271.
[23] Ibid.
Komentar
Posting Komentar